Mengapa Menurut Sains Usia Kucing Lebih Lama Daripada Anjing?

Menurut analisis terbaru pada mamalia, selain ukuran otak, umur panjang juga terkait dengan kompleksitas sistem kekebalan tubuh.
Usia Kucing Lebih Lama Daripada Anjing

Anglumea Umumnya, kucing hidup lebih lama daripada anjing. Tapi mengapa, kok bisa?
Jawabannya ada dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam Scientific Reports pada 29 April 2025. Menurut studi tersebut, harapan hidup beberapa mamalia, seperti kucing, terkait dengan ukuran otak yang lebih besar dan sistem kekebalan tubuh yang lebih kompleks. Menurut tim peneliti internasional yang dikoordinasikan oleh University of Bath, yang membentuk umur panjang sebenarnya adalah perubahan genom yang lebih besar, bukan gen individu.

Rentang hidup yang lebih panjang

Untuk mencapai kesimpulan ini, para peneliti pertama-tama meneliti potensi umur maksimum dari 46 spesies mamalia dan kemudian memetakan gen-gen yang dimiliki bersama di antara spesies-spesies ini. Yang dimaksud dengan potensi umur maksimum adalah umur terpanjang yang pernah tercatat untuk suatu spesies, yang berbeda dengan umur rata-rata, yang justru dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pemangsaan dan ketersediaan makanan dan sumber daya lainnya. Analisis selanjutnya menunjukkan bahwa spesies yang hidup lebih lama juga memiliki lebih banyak gen yang terkait dengan sistem kekebalan tubuh. Sebuah mekanisme, menurut hipotesis para ahli, yang memainkan peran penting dalam mendorong evolusi umur yang lebih panjang di antara mamalia.

Otak Kucing, Anjing, Paus, dan Tikus

Seperti yang telah kami sampaikan, kucing hidup lebih lama daripada anjing karena perpaduan antara aspek perilaku, evolusi, reproduksi, dan ekologi. Namun, para autor studi tersbut juga berfokus pada ukuran otak, misalnya mencatat bahwa lumba-lumba dan paus, yang memiliki otak yang relatif besar, memiliki umur maksimum masing-masing 39 dan 100 tahun, sedangkan tikus, yang memiliki otak yang lebih kecil, mungkin hanya hidup 1-2 tahun. Namun, beberapa spesies, seperti tikus mondok dan kelelawar, telah membalikkan tren yang diamati, menunjukkan bahwa mereka dapat hidup beberapa tahun meskipun memiliki otak yang lebih kecil. Dari analisis genom mereka, para peneliti menemukan bahwa kedua spesies ini memiliki lebih banyak gen yang terkait dengan sistem kekebalan tubuh.

Peran Sistem Kekebalan Tubuh

Meskipun sudah diketahui bahwa ukuran relatif otak berkorelasi dengan umur panjang, yang berpotensi memberikan keuntungan perilaku, studi baru menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh juga penting dalam mencapai umur yang lebih panjang, mungkin karena sistem kekebalan tubuh membuang sel-sel yang sudah tua dan rusak, mengendalikan infeksi dan mencegah perkembangan penyakit, seperti kanker. Hal yang penting dalam membentuk umur, menurut para peneliti, bukan hanya mutasi kecil (seperti pada gen atau jalur tunggal), tetapi juga perubahan genom yang lebih luas (duplikasi dan perluasan seluruh keluarga gen)

Ketahanan Kekebalan Tubuh

“Penelitian kami menyoroti peran mengejutkan dari sistem kekebalan tubuh tidak hanya dalam melawan penyakit, tapi juga dalam mempertahankan rentang hidup yang lebih panjang dalam evolusi mamalia,” ungkap Benjamin Padilla-Morales, penulis pertama penelitian ini.“Spesies dengan otak yang lebih besar tidak hanya hidup lebih lama karena alasan ekologis. Genom mereka juga menunjukkan ekspansi paralel pada gen yang terkait dengan kelangsungan hidup dan pemeliharaan. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran otak dan ketahanan kekebalan tubuh tampaknya berjalan beriringan dalam jalur evolusi menuju kehidupan yang lebih panjang.”

Kesimpulan

Studi ini menunjukkan bahwa umur panjang pada mamalia, termasuk perbedaan antara kucing dan anjing, tidak hanya dipengaruhi oleh ukuran otak, tetapi juga oleh sistem kekebalan tubuh yang lebih kompleks. Meskipun ukuran otak berperan penting, penelitian ini menekankan bahwa ekspansi gen yang terkait dengan kekebalan tubuh memainkan peran krusial dalam memperpanjang umur. Oleh karena itu, faktor-faktor evolusi yang melibatkan perubahan genom secara keseluruhan, bukan hanya mutasi genetik tunggal, berkontribusi besar pada umur panjang. Hal ini memberikan pemahaman baru bahwa ketahanan terhadap penyakit dan pemeliharaan tubuh melalui sistem kekebalan tubuh sangat berperan dalam mencapai usia yang lebih tua pada beberapa spesies.

About the Author

Anglumea.com adalah platform yang didedikasikan untuk menyajikan konten yang berwawasan luas, diteliti dengan baik, dan kritis terhadap berbagai disiplin ilmu.

Posting Komentar

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.